Rabu, 07 Juli 2010

ass.
Salam kenal.....................................
Hi..... saya habib tokoh dalam CERU (Cerita Seru)
Saya memberikan kisah-kisah dalam kehidupan sehari", yang berisikan cerita lucu......... abizz
semoga kisah saya ini bisa bermanfaat untuk kita semua.....
bye...bye....
wass.

Selasa, 06 Juli 2010

Khusyuk

Jum’at

Habib sedang berada dimasjid, duduk khusyuk mendengar khotbah dideretan orang-orang yang alim.
Tiba-tiba salah seorang diantara mereka nyeletuk, ”Aku ragu.., jangan-jangan kompor dirumah masih menyala.”
Orang yang duduk disebelahnya berkata: ”Dengan bicara begitu, jum’atan kamu batal lho..”
”Kamun juga,” kata orang yang duduk disebelah orang yang kedua ini.
”Alhamdulillah!!” kata Habib keras-keras”, Untung aku tidak bicara.”

KISAH HABIB DAN TIGA ORANG BIJAK

Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Habib. Orang-orang desa ini menyodorkan Habib sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Habib dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Habib, ”Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”

Habib menjawab, ”Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
”Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?” tanya orang bijak pertama tadi.
”Kalau tidak percaya,” jawab Habib, ”Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ”Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Habib menjawab, ”Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”

”Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Habib menjawab, ”Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
”Itu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, ”Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Habib pun menjawab, ”Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan Habib dan dengan ketus bertanya, ”Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.” ”Saya tahu jumlahnya,” jawab Habib, ”Jumlah bulu yang ada pada ekor keledai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
”Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. ”Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Habib adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.